Gajayana Stadium (Elephant's Journey) is a multi-purpose stadium in Malang, Indonesia. It is used mostly for football matches and is home stadium of Persema Malang. The stadium holds 35,000 people. The stadium is being upgraded to reach the capacity target of 40,000 people. The very precious moments ever had here, the valuable stories were here. Persema Malang and Arema painted their memories years to years, but now Arema is separated far away from Gajayana Stadium. In about an hour public transportation to reach there.
And I am proud supporting the team as Arema has a good record in Indonesia. So here the words I ever made to gain the passion of Aremania to support the team
RESONANSI AREMA
satu nama satu suara
satu cinta satu jiwa
satu kata; AREMA
Gaung suara singgahi tajuk pembakar garis
euforia satu kata hempaskan instabilitas kultur racist
pompa andrenaline gelora meralat sengat penyekat
pada skala eskalasi hasrat berkoar penuh semangat.
jangan biarkan lawan menyisakan angan untuk menang
jangan sisakan perlawanan biarkan setiap kemenangan hanya angan-angan
sehingga setiap angan dikonversi bentangan kemenangan
wahai singa-singa yang rajai rimba;
ku pikulkan beban di medan perang.
bagaimana jerih bertagih dan payah terlunsi.
indahnya keseimbangan kombinasi rakitan
kau dan aku adalah matahari dan rembulan
kau dan aku adalah bunga dan kumbang
dan kau dan aku tahu ksatria muncul dari tanah lapang
GAJAYANA hingga KANJURUHAN; bukti totalitas perjuangan
beresonansi di bawah bendera yang kau kibarkan
dan jemari yang kau kepalkan
aku pulang bukan pecundang
aku pulang dengan langkah yang lantang
karena kau berjuang untuk menang
keindahan meluntur di indahnya sebuah kesturi
parodi PSSI melantur pada kebusukan konspirasi
di sudut sakral pendurhakaan hati nurani
membual di selangkangan undang-undang sponsor liga Djancok
ketimpangan institusi prematur stimulator air liur Nurdin Halid
di atas ambisi tahta beretika menjajah jelata
kebusukan moral dominasi undang-undang manual
monopoli lapangan muati ambisi kantong bolong
memicu konfrontasi kambing hitamkan amarah
sama persis seperti bandar togel berjubah mafia
reputasi sompral jauh di bawah horizon normal
biar ku siram karikatur sandiwara mu dengan sperma
saat fitnah mendahului fakta; tanpa beri ruang suara
saat getah kesenjangan mentah tertelan di rongga
di atas kepongahan yang kau genggam
kami SINGO EDAN, tawarkan PEMBERONTAKAN
Ayo... .... ayo arema sore ini kita harus menang!
menggema membahana;
ketika rumput, bola dan cuaca membantah berkuasa.
tersimpan residu setia shinta pada rama.
masihkah kau ingat kesedihan yang membangkang menangis,
dan tangisan yang enggan bermata air
dan kesedihan berdiri diatas stagnasi perih berkonotasi
membiarkan angkara unjuk bicara,
dan sejarah harus terlukis dengan darah.
berpadu dengan dentum indah pukulan penikmat peluru
meminta amis darah agar pentungan terayun dan sirine keras mengalun
OOOOO aransemen indah merekap pada setiap satu cerita
berembuk memaksa airmata dan darah berartikulasi
disaat para pejuang membungkuk dan tersungkur; dan
disaat keringat menjelma air mata luluh mencair.
masihkah terkoleksi tegar dalam alur yang gundah
biarlah AREMA dan AREMANIA menjadi jiwa yang manunggal
formasi skema simbiosis terindah dari yang pernah ada
sampai ajal menjemput berdiri bersama cinta
SALAM SATU JIWA AREMA
Mukhlis Rifani
And I am proud supporting the team as Arema has a good record in Indonesia. So here the words I ever made to gain the passion of Aremania to support the team
RESONANSI AREMA
satu nama satu suara
satu cinta satu jiwa
satu kata; AREMA
Gaung suara singgahi tajuk pembakar garis
euforia satu kata hempaskan instabilitas kultur racist
pompa andrenaline gelora meralat sengat penyekat
pada skala eskalasi hasrat berkoar penuh semangat.
jangan biarkan lawan menyisakan angan untuk menang
jangan sisakan perlawanan biarkan setiap kemenangan hanya angan-angan
sehingga setiap angan dikonversi bentangan kemenangan
wahai singa-singa yang rajai rimba;
ku pikulkan beban di medan perang.
bagaimana jerih bertagih dan payah terlunsi.
indahnya keseimbangan kombinasi rakitan
kau dan aku adalah matahari dan rembulan
kau dan aku adalah bunga dan kumbang
dan kau dan aku tahu ksatria muncul dari tanah lapang
GAJAYANA hingga KANJURUHAN; bukti totalitas perjuangan
beresonansi di bawah bendera yang kau kibarkan
dan jemari yang kau kepalkan
aku pulang bukan pecundang
aku pulang dengan langkah yang lantang
karena kau berjuang untuk menang
keindahan meluntur di indahnya sebuah kesturi
parodi PSSI melantur pada kebusukan konspirasi
di sudut sakral pendurhakaan hati nurani
membual di selangkangan undang-undang sponsor liga Djancok
ketimpangan institusi prematur stimulator air liur Nurdin Halid
di atas ambisi tahta beretika menjajah jelata
kebusukan moral dominasi undang-undang manual
monopoli lapangan muati ambisi kantong bolong
memicu konfrontasi kambing hitamkan amarah
sama persis seperti bandar togel berjubah mafia
reputasi sompral jauh di bawah horizon normal
biar ku siram karikatur sandiwara mu dengan sperma
saat fitnah mendahului fakta; tanpa beri ruang suara
saat getah kesenjangan mentah tertelan di rongga
di atas kepongahan yang kau genggam
kami SINGO EDAN, tawarkan PEMBERONTAKAN
Ayo... .... ayo arema sore ini kita harus menang!
menggema membahana;
ketika rumput, bola dan cuaca membantah berkuasa.
tersimpan residu setia shinta pada rama.
masihkah kau ingat kesedihan yang membangkang menangis,
dan tangisan yang enggan bermata air
dan kesedihan berdiri diatas stagnasi perih berkonotasi
membiarkan angkara unjuk bicara,
dan sejarah harus terlukis dengan darah.
berpadu dengan dentum indah pukulan penikmat peluru
meminta amis darah agar pentungan terayun dan sirine keras mengalun
OOOOO aransemen indah merekap pada setiap satu cerita
berembuk memaksa airmata dan darah berartikulasi
disaat para pejuang membungkuk dan tersungkur; dan
disaat keringat menjelma air mata luluh mencair.
masihkah terkoleksi tegar dalam alur yang gundah
biarlah AREMA dan AREMANIA menjadi jiwa yang manunggal
formasi skema simbiosis terindah dari yang pernah ada
sampai ajal menjemput berdiri bersama cinta
SALAM SATU JIWA AREMA
Mukhlis Rifani
Wednesday, September 30, 2009
0 komentar: